Thursday, September 4, 2014

Ronda Malam

Anak Indonesia, Ketika itu malam dingin menyelimutiku. Dipikiranku hanya ada tempat tidur yang empuk dan selimut yang tebal untuk menghangatkan tubuh. Namun, apa daya, malam ini giliranku untuk jaga malam di pos ronda dan sialnya lagi aku melihat kalender bahwa malam ini bertepatan malam jum'at kliwon. Di pos ronda, bersama dua temanku Bayu dan Imam kami berjaga malam.
Kami bertiga sepakat untuk bermain "gaplek", hal ini kami lakukan hanya untuk menghilangkan rasa bosan dan takut. Tidak lama Bayu pun mengeluh. 
    "Kalo maen kayak gini terus, lama-lama lapar juga yaa..??" ungkap Bayu.
    "Iya juga yaa,, ayo kita beli makanan", tanggapku demikian. 
Kami pun bergegas untuk membeli makanan ringan dan meninggalkan Imam di pos ronda sendirian.
Selang beberapa menit kami berjalan untuk membeli beberapa makanan untuk bekal ronda, tiba-tiba dari jauh kami mendengar suara minta tolong dari arah rumah kosong yang ditinggalkan oleh pemiliknya.
    "Toloonngg,, toloonngg...!!".terdengar dari rumah kosong itu menjerit merintih kesakitan.
Saat itu juga, kami berhenti sejenak untuk memastikan apakah itu suara manusia meminta tolong atau bukan dan bertanya satu sama lain. 
    "Suara apa itu, Bay..??" aku bertanya dengan gemetar.  
    "Aku juga tidak tahu, itu suara apa..??" ujar Bayu dengan badan merinding ketakutan. 
Dan kami pun sepakat untuk memakai jurus seribu langkah.
 "Lariiiiii....." ujar Bayu ketakutan. 
Dan tanpa  pikir panjang, aku pun lari secepat kilat mengikuti Bayu dari belakang. Tidak lama setelah kami lari terbirit-birit, akirnya sampai di sebuah warung dekat jembatan. Kami pun duduk di bangku warung tersebut dengan nafas yang terengah-engah.
"Kalian kenapa, kok seperti dikejar setan..??" tanya penjaga warung
"Ka, ka, kami mendengar suara orang minta tolong di rumah kosong dekat kebun sana, Bu..?? kataku sambil terbata-bata.
"Apaa..?? Jadi, kalian mendengarnya" ujar penjaga warung terkejut.
"Memang sebenarnya ada apa, Bu"? tanya Bayu penasaran.
      Lalu ibu penjaga warung bercerita tentang kejadian yang menimpa kami, setelah setengah jam ibu penjaga warung menceritakan apa yang terjadi pada rumah kosong tersebut. Dan kami pun lekas pulang untuk kembali ke pos ronda dengan membawa makanan ringan dan tiga bungkus kopi yang telah kami beli di warung tadi. Setelah beberapa meter meninggalkan warung kopi tadi, aku pun sadar bahwa kami akan melewati rumah yang menyeramkan tadi.
  "Bay, bagaimana ni, kita akan pulang melewati rumah serem itu...?" aku bertanya dengan nada takut.
   "Aaaah, tenang saja kan ada aku..!!" dengan sok berani Bayu menjawab enteng. 
  "Tapi, menurut cerita ibu penjaga warung tadi bahwa rumah itu angker bekas pembunuhan, apalagi pas malam jum'at kliwon begini". ujarku dengan nada ketakutan.
   "Dasar kamu pengecut, ayo keluarkan keberanianmu" sambil berteriak.
Dengan mengumpulkan tenaga serta menghilangkan rasa takut, kami berdua berjalan melewati rumah kosong tersebut. Akan tetapi, setelah tiba di depan rumah kosong tersebut, terdengar lagi suara minta tolong dari dalam rumah tersebut.
  "Bay, suara itu terdengar lagi..!! Gimana ni, Bay..??", dengan nada gemetar
  "Ayooo,, kita lariiii...!!!", berteriak lalu pergi. 

Akhirnya, mereka pun sampai di pos ronda dan dengan nafas yang hampir mau putus. Si Imam dengan bingung bertanya.
   "Kalian kenapa kok ngos-ngosan gitu" ,kata Imam.
  "Itu di rumah kosong itu ada suara orang yg minta tolong, pasti itu arwah gentanyangan korban pembunuhan", ujar Bayu takut
Mendengar cerita Bayu, Imam pun penasaran dengan rumah kosong tersebut. Dia pun berniat untuk masuk ke dalam rumah tersebut untuk membuktikan omongan kami. Namun, aku dan Bayu menghentikan niat Imam tersebut. Tetapi Imam tetap dengan pendiriannya untuk memeriksa rumah tersebut. 
Setelah di depan rumah kosong tersebut, kami bertiga masuk dengan badan gemetar kecuali Imam. Kami berjalan dengan sangat pelan dan kami pun membuka pintu tersebut. Saat masuk ke rumah itu, aroma busuk memenuhi rumah tersebut.
   "Aroma apa ini, Mam..??", ujar Bayu.
   "Aku juga tidak tahu, sudah diam saja..!!". Imam membalas.
Baru saja kami memasuki ruang tamu, tiba-tiba pintu depan rumah tersebut menutup dengan sendirinya dan suaranya membuat kami bertiga kaget setengah mati. Kami pun mencoba membuka pintu tersebut, namun mustahil pintu itu tidak bisa dibuka seakan-akan menuntun kami lebih jauh masuk ke dalam rumah tersebut.
hantutu
 Dari lantai dua rumah, kami mendengar langkah kaki orang seakan-akan ingin turun untuk menyambut kami. Niat kami ingin lari namun apa daya kami sudah ketakutan dan kaki kami seakan membeku tidak bisa bergerak sama sekali. Perlahan namun pasti, suara langkah kaki tersebut semakin mendekat ke arah kami.
Dengan menguatkan hati, aku pun memaksa kakiku untuk bergegas pergi. Tiba-tiba...
    "AAAaaaaaaaaa...!!". kaget bukan kepalang
Tampak sesosok makhluk muncul di saat aku membalikkan badan. Sesosok putih, berambut panjang, dan mukanya hancur berantakan berada di belakangku. Aku hanya bisa berteriak di tempatku berdiri, Bayu dan Imam juga tidak kalah kagetnya. Kami berteriak kaget, dengan cepat kami berlari menghindari makhluk tersebut menuju dapur rumah itu. Ketika kami sampai di dapur, kami sangat terkejut melihat ada sosok makhluk lain berbadan besar, hitam, berbulu, dan menjulang tinggi sampai-sampai kami tidak dapat melihat wajahnya.
Akhirnya kami lari sekuat tenaga, namun sayang kami terpisah ketika kami melihat sosok pocong yang duduk di kursi rumah itu. Aku berlari ke sebuah kamar, Bayu lari menuju kamar mandi, dan Imam kembali ke tempat seperti gudang.
Jantungku berdebar tak karuan saat melihat kejadian tadi, tiga sosok menyeramkan menampakkan diri. Di dalam kamar niatku untuk istirahat sejenak sambil mengumpulkan tenaga, tiba-tiba lemari di kamar itu terbuka dengan sendirinya, nampak sebuah tangan keluar dari lemari tersebut.
    "AAAaaaaaa, tangan buntung...!!!" teriakku kencang.
Dengan sisa tenaga, aku berlari sekencang-kencangnya keluar dari kamar tersebut. Aku menuju ke ruang tamu dan "Buuaaaaakkk..." aku menabrak Imam dan Bayu dan kami bertiga berteriak serentak.
    "Aduuuhhh,, haah kalian masih hidup..??" tanyaku kaget
    "Sialan, main nabrak aja..!!" kesal Bayu
    "Alhamdulillah, kita bisa ketemu kembali. Ayo, kita keluar dari rumah angker ini..!! tegas Imam
Tiba-tiba jatuh sebuah tangan dari atas langit-langit rumah.
     "Taaangaaan buntung..!!" teriak serempak.
Akhirnya dengan sedikit keberanian, kami berlari sekuat tenaga berlari ke pintu rumah angker tersebut. Akan tetapi pintu itu tetap saja tidak bisa dibuka.
"Bagaimana ini, pintunya tidak bisa dibuka" teriak Bayu
     "Aku juga tidak tahu" ungkapku ketakutan
     "Lihat di sana.!! Ada jendela, aku akan coba mendobraknya..!! tegas Imam
Dengan sekuat tenaga, Imam mendobrak jendela tersebut.
     "Praaannggg..!!" jendela pecah dan Imam jatuh tersungkur
     "Mam, kamu baik-baik saja..??" teriak Bayu
    "Iya, ayo keluar dari sini..!!" tegas Imam
Aku dan Bayu melompat keluar dari jendela yang telah hancur itu. Setelah keluar dari rumah tersebut, kemudian kami berlari sambil membawa Imam yang terluka akibat jatuh dari jendela rumah.
Pukul empat subuh kami keluar dari rumah itu, dengan sisa tenaga kami kembali ke pos ronda dengan selamat.
     "Aku bilang juga apa, rumah itu angker. Dasar kamu sok berani, Mam..!!" tegas Bayu
    "Ya maaf, aku kan cuma memastikan apakah rumah itu benar angker atau tidak" tangkis Imam mengelak
    "Sudah, sudah jangan bertngkar, yang penting kita bisa selamat dan bisa pulang dengan selamat" kataku menengahi
Akhirnya kami bertiga pulang dengan selamat walaupun sedikit cedera dan trauma, dan malam ronda kami malam itu tidak akan pernah dilupakan

TAMAT

Terima kasih bagi yang sudah membaca , selamat berhorror ria :D dan jangan lupa tunggu kisah selanjutnya dari blog ini
                                                                                                                          Oleh : M Djoyo Herianto


Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment